ID230113-P

JUMAT 13 JANUARI 2023 10 ENERGY

JAKARTA, ID - PT Medco Ca haya Geothermal (MCG) menan datangani Perjanjian Pembiayaan dengan PT Sarana Multi Infras truktur (Persero) (SMI) untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen. MCG merupakan perusahaan bersama PT Medco Power Indone sia (Medco Power) dengan Ormat Technologies (Ormat). Tahap pertama pengembangan diharapkan menghasilkan daya 34 megawatt (MW) pada 2025 mendatang. MCG akan mengem bangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Jawa Timur.

Hilmi Panigoro

Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Panas Bumi Kemen- terian ESDM Harris Yahya, Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero) Adi Lumakso, Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro, CEO Ormat Doron Blachar, Direktur Utama Medco Power Eka Satria dan Direktur Utama SMI Edwin Syahruzad. “Penandatanganan ini merupakan milestone lanjutan dari strategi perubahan iklim kami untuk memperluas portofolio energi terba rukan kami,” kata Hilmi Panigoro dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (12/1). Eka Satria menuturkan penandatanganan ini menunjukkan komit men Medco Power untuk mengembangkan energi bersih dan terba rukan di Indonesia setelah selesainya PLTGU Riau sebesar 275MW dan PLTS Sumbawa sebesar 26MWp pada tahun 2022. Doron Blachar menerangkan penandatanganan ini merupakan langkah lanjutan untuk mendukung ekonomi Indonesia menuju energi terbarukan yang bersih. “Dan rencana jangka panjang Ormat untuk meningkatkan kehadiran di Indonesia baik sebagai pemilik pembangkit listrik maupun sebagai pemasok peralatan,” ujarnya. Edwin Syahruzad juga menyampaikan apresiasinya atas kerjasama ini. Menurutnya proyek ini merupakan milestone untuk memberikan kontribusi terhadap komitmen Indonesia terkait perubahan iklim. “SMI juga berterima kasih kepada USAID SINAR atas dukungannya dalam proyek ini,” ujarnya. ( rap )

Antara

Tambang Pasir Tradisional di Palu Foto udara sejumlah truk mengangkut pasir di sungai yang kering di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (12/1/2023). Selain dijual di wilayah Kota Palu, pasir tersebut juga dipasarkan ke wilayah Kabupaten Sigi dan Donggala dan menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat sekitar.

JAKARTA, ID - Pertamina bekerja sama dengan PT Jababeka Tbk menghadirkan bauran energi melalui pembangunan dan pengembangan energi yang lebih ramah lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dengan kapasitas 230 kWp. Pembangkit ini akan mendukung kebutuhan listrik di Net Zero Industrial Cluster pertama di Asia Tenggara. Jababeka juga menjadi satu dari 12 Net Zero Industrial Cluster di seluruh dunia.

JAKARTA, ID – Kepastian pemberlakuan larangan ekspor kon sentrat tembaga dari pemerintah sedianya diberlakukan Juni 2023, dapat terlihat pada bulan Maret. Pasalnya izin ekspor konsentrat tembaga yang dimiliki dua perusahaan yakni PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara akan berakhir pada Maret mendatang. Jika pemerintah memberikan perpanjangan izin ekspor, biasanya berlaku selama satu tahun, yang berarti hingga Maret 2023. Artinya, kebijakan larangan ekspor konsentrat tembaga pada Juni 2023 tidak jadi diberlakukan. Sebaliknya, jika perpanjangan izin tidak diberikan, artinya kebijakan larangan jadi diberlakukan secara nasional pada Juni 2023. Indikator lainnya, bisa dilihat dari tingkat produksi konsentrat tem baga yang disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun ini. Hanya saja dari konfirmasi yang didapat oleh Investor Daily , target produksi konsentrat tembaga Freeport Indo nesia pada tahun ini mencapai 3,36 juta ton. Volume tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan produksi tahun lalu. EVP External Af fairs Freeport Indonesia Agung Laksamana mengatakan rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) 2023 yang diajukan ke Kementerian ESDM belum memasukkan adanya lara ngan ekspor di Juni mendatang. “Pada RKAB [yang disetujui Kemen terian ESDM] 3,366 juta WMT,” kata Agung kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (12/1). Agung menuturkan Freeport Indonesia belum memiliki langkah strategis bila kemudian Pemerintah menetapkan larangan ekspor di Juni nanti. “Kita sedang mencermati kebijakan yang akan diambil pemerintah dan bersedia bekerja bersama pemerintah untuk men dapatkan solusi terbaik serta menjamin kondusifitas investasi dan operasi baik di upstream maupun downstream proses,” ujarnya. Dikatakannya Freeport Indonesia mendukung kebijakan hilirisasi Pemerintah, yang diwujudkan dalam bentuk investasi masif pada pembangunan fasilitas peleburan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri yang tengah berjalan. Dia mengungkapkan aktivitas pem bangunan tersebut sebelumnya terhalang oleh pandemi Covid-19. Namun saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat baik dalam rangka penyelesaian proyek secepat mungkin. Konstruksi ditar getkan selesai secara substansial pada akhir 2023, yang kemudian memasuki fase peningkatan produksi secara bertahap di 2024. “Kami akan terus tunjukan komitmen kami terhadap inisiatif ini dan akan terus bekerja bersama Pemerintah. Adalah penting bagi se mua pemangku kepentingan untuk menjaga kesinambungan kegiat an operasi penambangan, termasuk di saat pembangunan kapasitas smelter sedang berjalan,” ungkapnya. Larangan ekspor pada Juni mendatang sebenarnya sudah ditegas kan dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara. Beleid tersebut memberi batas waktu ekspor pengolahan paling lambat 3 tahun sejak ditandatangani atau hingga Juni 2023. Bahkan Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2020 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara pun menegaskan ekspor mineral olahan hingga 10 Juni 2023. ( rap )

Oleh Euis Rita Hartati

Target Pengembangan PLTS Atap (2021-2030) Megawatt (MW)

P LTS ini diresmikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Kon ser vasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Dadan Kusdiana, Direktur Utama Per tamina Nicke Widyawati, Chief Executive Of ficer Pertamina New and Renewable Energy Dannif Danusaputro dan Direktur Utama Jababeka Tjahjadi Rahardja, Rabu (11/1). Terpasang di Kawasan Industri Jababeka, PLTS yang mampu meng hasilkan listrik sebesar 308 MWh pertahun ini berpotensi mereduksi Co2 sebesar 258 ton CO2 per tahun dan siap beroperasi untukmendukung terwujudnya Green Industrial Estate Jababeka. Bersama dengan peresmian PLTS ini juga diselenggarakan Deklarasi Jababeka Net Zero Forum sebagai wadah untuk berkolaborasi, belajar, berdiskusi, berbagi informasi terkait dekarbonisasi dan mewujudkan Ka wasan Industri Net Zero di Indonesia. Menurut Dadan potensi energi surya di Indonesia dapat mencapai 207,8 gigawatt (GW). Hal ini disebabkan Indonesia berada di garis khatulistiwa yang mendapatkan panas matahari sepanjang tahun, terutama saat musim kemarau. Sangat potensial bagi Indone sia untuk terusmengembangkan PLTS sebagai sumber energi bersih. “Pemerintah sangat mendukung kerjasama sejenis demi menciptakan iklim industry dan ekosistem bisnis yang green di Indonesia”terang Dadan. Dalam sambutannya, Nicke meny ampaikan bahwa kerjasama ini sangat bermanfaat, tidak hanya menciptakan energi bersih, tapi juga bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain “Kolaborasi ini sejalan dengan target pemerintah dalam transisi energi. Di samping itu, proyek ini akan memberikan benefit bagi tenant indus tri di Jababeka dalam meningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan,” tambah Nicke. Dannif juga menyampaikan bahwa kerjasama ini sangat star tegis, ka rena pengembangan energi bersih akan menjadi salah satu fokus bisnis Pertamina di masa depan, dan tidak hanya Per tamina industri-industri lainnya juga akan mulai untuk terlibat aktif dalam pemenfaatan energi baru terbarukan ini. “Kami sangatmenyambut baiksinergi ini, mengingat inisiatif ini mendukung upayapenurunanemisi. PertaminaNRE sangat antusias untuk menyediakan solusi bagi industri yangmemiliki komit men untukmeningkatkan pemanfaatan

742

0 100 200 300 400 500 600 700 800

648,7

624,2

68,8

42,9

Bangunan & fasilitas BUMN

Rumah tangga Industri & bisnis Pelanggan PLN;

Gedung pemerintahan

Kel.sosial

Sumber: Istimewa

Industrial Cluster yang bisa menjadi benchmark bagi lokasi industry lain nya” ujar Tjahjadi. “Dan PLTS Atap Jababeka ada lah komitmen dari Jababeka yang berkolaborasi dengan Per tamina melalui Pertamina NRE dengan mem bangun PLTS atap di Water Treatment Plant satu dan dua dengan total kapa sitas 230 kWp. PLTS yang dibangun merupakan tahap satu yang telah dibangun dan akan masih banyak pengembangunan selanjutannya dan teknologi dekarbonisasi lainnya di (Kawasan) Jababeka,” tambah Agung Wicaksono selaku Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Peresmian terbentuknya JNZ Forum ditandai dengan pemberian plakat apre siasi untuk perusahaan yang menjadi co-signatory net-zero industrial cluster dalam rangkaian B20 Summit lalu yaitu Hitachi Astemo, Unilever, dan L’Oréal bersama Pertamina. Pembentukan JNZ Forum juga merupakan suatu wadah untuk berkolaborasi terkait dekarbon isasi untuk mewujudkan Kawasan In dustri Net Zero , di mana target Jababeka Net Zero Forum adalahmenjadi karbon netral di tahun 2050. Jababeka menyadari bahwa untuk mencapai dekarbonisasi dibutuhkan sinergi yang kuat dengan perusahaan perusahaan yang berada di dalam Ka wasan Industri Jababeka. Pertemuan berkala di JNZ Forum akan dilakukan untuk bisa menjalin sinergitas antara pengelola Kawasan dan Tenant se hingga pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Kawasan Industri Jababeka bisa meningkat. Lebih dalam, Tjahjadi Rahardja menerangkan bahwa pihak Jababeka akan menggandeng para tenant untuk menyusun peta jalan (roadmap ) ber sama-sama untuk Kawasan Industri Jababeka mencapai net zero di tahun 2050. Saat ini sudah terdapat 8 per usahaan di kawasan industri Jababeka yang telah mengaplikasikan PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 3,2 MWp, dan paling tidak lebih dari 4

MWp di dalam proses pembangunan. Di depan 100-an tenant yang hadir, Tjahjadi Rahardja tak lupa mengajak para tenant dan perusahaan utilitas pemegang wilayah usaha di kawasan industri Jababeka mulai dari PLN, Ci karang Listrindo hingga Bekasi Power untuk berkontribusi dan bersama sama mewujudkan klaster Jababeka Net Zero . Klaster Jababeka Net Zero ini juga akan dibahas dalam WEF Annual Meeting pada tanggal 16-20 Januari 2023 di Davos. Peresmian PLTS beserta Forum ini dilanjutkan dengan adanya Talkshow dengan tajuk “PLTS Atap untuk Men dukung Net Zero”. Dipimpin oleh Ma nagement ConsultingManager Accen ture Suka Pradita sebagai moderator, Talkshow pertama dalam rangkaian seri diskusi untukmembahas berbagai solusi dekarbonisasi ini menghadirkan 3 pembicara yang membagikan pen galamannya dalam membangun PLTS Atap di kawasan industri yaitu CEOPT Pertamina New & Renewable Energy Dannif Danusaputro, Managing Direc tor PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono, dan Corporate Advisor (former General Manager) PT Hitachi Astemo Bekasi Manufacturing Yuliar Iqbal. Dalam talkshow tersebut, menge muka satu poin penting di mana pen tingnya sinergi atau kolaborasi antar semua stake holder . Karena, tujuan JNZ forum ialah untuk mengsinergikan aspirasi-aspirasi dan tujuan di tenant di Kawasan Industri Jababeka, yaitu untuk mencapai net zero , untuk forum partner pemerintah untuk mendorong membuat environment policy, baik net zero cluster maupun secara nasional target bisa tercapai sesuai jadwal. Jababeka mengelola area kawasan di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, dan Morotai, serta merupakan ‘ru mah’ dari lebih dari 2.000 tenan indus tri yang berasal dari 30 negara. Untuk pengembangan PLTS sendiri pada keseluruhan kawasan tersebut punya potensi sampai kapasitas 75 MW.

Dadan Kusdiana

energi hijau,” tutur Dannif. Green Industrial

Kawasan Industri Jababeka-Cika rang saat ini tergabung ke dalam grup Kawasan Industri Net Zero yang dipra karsai oleh World Economic Forum (WEF) dan menjadi klaster industri pertama di Asia Tenggara bersama dengan 11 Klaster di berbagai bela han dunia yang sudah berkomitmen mewujudkan net zero emission . Peresmian PLTS Atap ini sendiri di iringi dengan deklarasi pembentukan JNZ Forum. Tujuan forum tersebut, sebagai wadah bagi perusahaan-pe rusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri Jababeka untuk melakukan sharing knowledge , membangun part nership dan mengadvokasi policy un tuk mewujudkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka. “Aksi nyata untuk mewujudkan dekarbonisasi industri menjadi tan tangan kita bersama. Sebuah gerakan besar dimulai dari satu langkah, dan momentum seremoni PLTS Atap Jaba beka dan pembentukan Jababeka Net Zero Forummerupakan langkah awal dalammewujudkan visi dekarbonisasi menuju Kawasan Industri Net Zero, ” ungkap Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk Tjahjadi Rahardja. Menurut Tjahjadi , penyediaan infrastruktur bagi Kawasan Industri adalah bisnis utama dari PT Jababeka Infrastruktur seiring dengan komit men pemerintah untuk transisi energi, Dengan visi Jababeka untuk menjadi pionir dalam green industrial estate , kolaborasi ini menjadi sangat sejalan. Jababeka mengambil langkah nyata dengan pemanfaatan energi sur ya sebagai energi terbarukan. “Dengan ini kami berkolaborasi bersama Pertamina NRE dan men dukung peran Per tamina dalam transisi energi,semoga bisa menjadi langkah awal mewujudkan Net Zero

Antara

LPG 3 Kg Pekerja menata tabung LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram untuk dikirim ke pedagang di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. PT Pertamina Patra Niaga berencana menjual LPG 3 kg hanya melalui penyalur/sub penyalur resmi Pertamina agar bisa melakukan verifikasi data pembeli yang memang berhak mendapatkan subsidi.

Made with FlippingBook - professional solution for displaying marketing and sales documents online