ID230228
selasa 28 Februari 2023
5 OPINION
Penyelesaian Transaksi Efek T+1 Tanggal 26 Januari 2023 merupakan tonggak sejarah baru bagi pasar modal India dan juga dunia. Setelah tiga tahun mengalami dampak pandemi Covid-19, ternyata India tidak terlena dan selama itu pula India menyiapkan diri untuk penyelesaian transaksi efek T+1. Setelah diangkatnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di tahun 2022, India mengumumkan fase pertama perdagangan T+1 yang meliputi beberapa saham blue-chips yang diperdagangkan di Bursa Efek di India.
Pemimpin Umum: Rio Abdurachman Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Primus Dorimulu
TAJUK
Ekspansi Emiten
P rediksi sejumlah kalangan bahwa 2023 bakal kembali menjadi ta hun yang mengerikan ( annus hor ribilis ) ternyata tak menyurutkan hasrat korporasi untuk berek spansi. Hal itu tercermin pada belanja modal ( capital expenditure / capex ) yang digelontorkan para emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Para emiten, terutama emiten berkapitalisasi besar ( big caps ), justru melipatgandakan cape x, alih-alih mengeremnya. Emiten big caps yang menggenjot capex tahun ini antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Medco Energi Interna sional Tbk (MEDC), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Capex mereka naik 25% hingga 95%. Prediksi bahwa 2023 bakal kem bali menjadi tahun yang mengerikan mungkin terlalu berlebihan. Namun, bukan berar ti kekhawatiran itu tidak beralasan. Perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut, krisis pangan dan en ergi yang berkepanjangan, lonjakan suku bunga, rantai pasok yang masih bermasalah, dan Covid-19 yang belum benar-benar sirna dari muka bumi, bisa menyeret perekonomian global ke palung resesi. Krisis pangan dan energi serta kondi
ini menunjukkan bahwa dunia usaha percaya ekonomi Indonesia tahan bant ing ( resilient ) kendati perekonomian global sedang terombang-ambing dalam ketidakpastian, bahkan berisiko terje murus ke dalam jurang resesi. Risiko stagflasi dan resesi global tak meng ganggu proyeksi para pengusaha. Mereka optimistis ekonomi segera pulih. Jika ekonomi pulih, korporasi bakal menangguk laba. Opt imisme dunia usaha bisa di - pahami. Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang tahun lalu lolos dari cengkeraman stagflasi (inflasi tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi yang lambat, bahkan minus). Sempat dihantui bayang-bayang inflasi tinggi yang mencapai 5,51% pada 2022 ( year on year /yoy) atau di atas target 3% plus minus 1%, Indonesia tahun lalu bisa mengenyam per tumbuhan ekonomi sebesar 5,31%. Memasuki 2023, laju inflasi di dalam negeri terus melandai. Pada Januari tahun ini, inflasi mencapai 5,28% (yoy). Keberhasilan ini menjadi bekal bagi Indonesia untuk menatap tahun 2023 yang masih dicekam ketidakpastian, dengan penuh optimistis. Dengan inflasi yang rendah, daya beli masyarakat akan terjaga. Bila daya beli terjaga, konsumsi domestik naik, ekonomi ber tumbuh, angka kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan. Keputusan para emiten untuk tetap berekspansi di tengah ketidakpastian ekonomi global sungguh melegakan. Jika perusahaan tetap ekspansif, ekono mi akan tumbuh lebih akseleratif. Pere
nesia menjadi negara kedua di Asean yang mengubah waktu penyelesaian transaksi efeknya dari T+3 menjadi T+2. Keber hasilan Bursa Efek Indonesia di tahun 2018 tidak terlepas dari kepemimpinan Inarno Djajadi, direktur utama Bursa Efek Indo nesia ketika itu, yang kini men jabat sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan. Salah satu tantangan terbesar yang membedakan antara pe rubahan di tahun 2018 dengan yang akan dihadapi saat imple mentasi penyelesaian transaksi efek T+1 adalah letak geografis Indonesia yang menyebabkan perbedaan waktu yang tajam antara Indonesia dengan nega
Semua perlu dipersiapkan dengan matang untuk men jamin proses penyelesaian transaksi efek T+1 yang efektif dan efisien, serta memberikan perlindungan bagi investor. Ter masuk peningkatan kapasitas dari teknologi yang ada untuk dapat menampung lonjakan transaksi sebagai akibat dari pasar yang lebih likuid. Hebatnya, hal-hal di atas dipersiapkan oleh India ketika negara tersebut masih berada dalam kondisi pandemi Covid. Bagi pelaku pasar modal di Indonesia, perubahan waktu penyelesaian transaksi menjadi T+1 akan merupakan pengu langan yang terjadi tanggal 26 November 2018. Ketika itu Indo
menyebabkan kegagalan penye lesaian transaksi efek di T+1. Untuk menghindari kegaga lan penyelesaian transaksi efek di T+1, perusahaan efek dapat memanfaatkan fasilitas intraday yang diberikan oleh bank pem bayar. Namun, jika dana dari luar negeri tidak kunjung tiba hingga sore hari, maka dana talangan tersebut akan beru bah menjadi overdraft . Pada akhirnya hal ini dapat menjadi permasalahan karena rekening asing tidak seharusnya bersta tus overdraft . Peranan teknologi nantinya akan menjadi sangat penting di dalam mensukseskan imple mentasi transaksi efek T+1. Dengan jumlah transaksi efek
Oleh Rizki Herucakra *)
B elum sebulan setelah India mengumumkan penyelesaian transaksi efek T+1, pada 15 Feb r uari 2023 Securi t ies
Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat melakukan amendemen terhadap peraturan per dagangan mereka. Pada per ubahan peraturan tersebut disebutkan pe nyelesaian transaksi efek T+1 di bursa Amerika Serikat sudah harus di implementasikan pada tanggal 28 Mei 2024. SEC seper tinya mel i - hat per ubahan waktu penyelesaian transaksi efek dari T+2 ke T+1 sebagai salah satu solusi likuiditas pasar modal di tengah krisis ekonomi akibat perang Rusia vs Ukraina. Diperkirakan negara-negara lain, khu susnya bursa-bursa efek di negara-negara maju, akan pula mengikuti tren ini dalam waktu dekat. Perubahan waktu pe nyelesaian transaksi efek sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru bagi Indonesia. Saya yakin Infrastruktur teknologi pasar modal yang ada saat ini sudah cukup me madai untuk mendukung penyelesaian transaksi efek T+1. Namun tentunya untuk mengubah penyelesaian transaksi efek di pasar reguler menjadi T+1 tidaklah semudah mem balikkan telapak tangan. Diperlukan penyesua ian pada infrastruktur teknologi dari hulu ke hilir, yang melibatkan sistem Bursa Efek Indo nesia, sistem E-Clears KPEI dan sistem C-Best KSEI. Selain itu tentunya diperlukan perangkat hu kum yang memadai yang terdiri atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peraturan Bursa Efek Indonesia, Pera turan KPEI (PT Kliring Penjaminan Efek Indone sia), dan Peraturan KSEI (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia).
yang terus meningkat, dan pasar yang dihara pkan menjadi lebih likuid, otomasi dalam straight through process ing (STP) menjadi kunci penting. Di dalam penyiapan infrastruktur teknologi tersebut, ke mampuan sistem untuk dapat beralih di saat mengalami gangguan ( business recovery ) den gan berbagai metode yang ada seperti fallback dan hot disaster recovery center (DRC) yang da pat diaktifkan sewaktu waktu diperlukan harus dapat menekan waktu downtime seminimal mungkin. Semua ini per lu dipersiapkan dengan matang. Penyelesaian transaksi efek T+1 di Indonesia tampaknya belum menjadi prioritas, walaupun wacana men genai hal ini saya yakin sudah digaungkan. Ada hal yang lebih penting saat ini untuk segera diimplementasi
konomian dan kor porasi adalah dua sisi cermin yang sa l i ng berhada - pan. Perusahaan perusahaan hanya akan berekspansi jika mereka yakin terhadap kondisi dan prospek pere konomian saat ini dan pada ma s a mendatang. Ekspans i para emi ten ber j a l an beriringan dengan tingginya realisasi penanaman modal atau investasi lang sung ( direct invest ment ) . Real isasi penanaman modal pada 2022 men capai Rp 1.207,2 triliun. Dari jumlah
si ekonomi dunia yang tak menentu telah memaksa ne gara-negara maju, khususnya Eropa dan AS, berjibaku melawan hiperin flasi. Inflasi di ne gara-negara Eropa sempat mencapai 10,6% (yoy) pada Oktober 2022 yang merupakan inflasi tertinggi sepanjang sejarah di kawasan itu. Pada saat ber samaan, negara negara Uni Eropa terbebani per tum buhan ekonomi yang rendah. Neger i Paman Sam juga sedang be r j uang un t uk keluar dari impi
Pada akhirnya tentu kita berharap rasa percaya diri para emiten akan ditransmisikan ke dalam kinerja bisnis mereka. Dengan demikian, laba para emiten naik dan harga sahamnya terdongkrak, sehingga para investor di lantai bursa ikut bersuka cita.
ra-negara di mana investor investor asing berada, yaitu Amerika Serikat, Kanada dan Eropa. Khususnya Amerika Serikat dan Kanada yang ber beda 11–12 jam (tergantung periode daylight saving ). Perbedaan zona waktu ini akan menjadi tantangan terbesar karena melibatkan funding untuk transaksi beli. Ketika transaksi di bursa terjadi pada T+0, maka di malam harinya, fund-fund manager di belahan bumi barat harus segera men girimkan dananya dalam mata uang asing ke Indo nesia setelah menerima konfirmasi dari perusahaan efek. Keesokan harinya, di pagi hari, mata uang as ing tersebut harus segera dikonversikan ke rupiah untuk mengejar batas waktu penyelesaian transaksi efek di T+1. Kegagalan pengiri man dana di T+0 malam akan
kan, yaitu hal-hal yang terkait dengan penyelamatan lingkun gan. Bursa Efek Indonesia baru baru ini menerbitkan beberapa indeks yang terkait dengan Environmental, Social and Governance ( ESG ) dan dalam waktu dekat kemungkinan akan segera memulai perdagangan karbon ( carbon trading ). Ini merupakan hal yang cukup mendesak juga buat Indonesia, mengingat tingginya tingkat polusi di beberapa kota besar di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara penghasil batu-bara di dunia.
Negara-negara dan Siklus Penyelesaian Transaksi Efeknya No Negara Siklus 1 Amerika Serikat T+2 2 Kanada T+2 3 Inggris Raya T+2 4 Brazil T+2 5 Indonesia T+2 6 Korea Selatan T+2 7 Jepang T+2 8 Hong Kong T+2 9 Singapura T+2 10 Australia T+2 11 Perancis T+2 12 Jerman T+2 13 Taiwan T+2 14 Swiss T+2 15 Saudi Arabia T+2 16 Afrika Selatan T+3
itu, sekitar Rp 654,4 triliun atau 54,2% di antaranya merupakan penanamanmodal asing (PMA) yang naik 44,2% dibanding tahun sebelumnya (yoy). Sedangkan pe nanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 552,8 triliun (45,8%), men ingkat 23,6% dibandingkan 2021. Lebih dari itu, ekspansi para emiten adalah salah satu ejawantah tingginya kepercayaan korporasi terhadap pro gram pemulihan ekonomi yang di - jalankan otoritas. Dunia usaha percaya bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) bakal mampu memiti gasi risiko krisis. Dengan begitu pula, target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini sebesar 5,3% bakal tercapai. Pada akhirnya tentu kita berharap rasa percaya diri para emiten akan ditransmisikan ke dalam kinerja bisnis mereka. Dengan demikian, laba para emiten naik dan harga sahamnya ter dongkrak, sehingga para investor di lantai bursa ikut bersuka cita. q
tan hiperinflasi. Inflasi AS mencapai puncaknya pada Juni 2022 sebesar 9,1% (yoy), ter tinggi dalam 41 tahun terakhir. Meski terus melandai, inflasi di AS masih tinggi di level 6,4% pada Januari 2023. Tersandera inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I dan II-2022 masing-masing minus 1,6% dan minus 0,6% secara kuartalan, sebelum kembali tumbuh positif 2,9% dan 2,7% pada kuartal III dan kuar tal IV-2022. Karena terus tertelikung inflasi tinggi, AS sempat dispekulasikan bakal terseret ke dalam jurang resesi. Apalagi untuk meredam inflasi, The Fed secara agresif terus menaikkan suku bunga acuannya. Sejak tahun lalu The Fed sudah delapan kali menaikkan Fed funds rate (FFR) ke level 4,75%. The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan hingga tiga kali tahun ini untuk menjinakkan inflasi. Rencana kebijakan The Fed membuat pasar finansial terus bergejolak. Keputusan para emiten untuk mem buka lebar-lebar keran capex -nya tahun
*) Pengamat dan Pelaku Pasar Modal
SURAT PEMBACA
buku bacaan mampu menaikkan nilai literasi sebanyak 8% pada kemampuan membaca dan 9% pada kemampuan mendengar. Oleh sebab itu, pemerintah harus terus mendistribusikan buku, terutama untuk PAUD dan SD. Buku yang tepat danmenarik untuk dibaca siswa PAUD dan SD akan membuat mereka terbiasa membaca sejak usia dini.
dan pelosok yang sulit terjang kau akses transformasi. Tentu, daerah perkotaan pun tak bisa dikesampingkan. Riset telah membuktikan bah wa pelatihan terhadap literasi tanpa digabung pemberian buku buku tidak akan optimal. Keter sediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat menjadi fak tor penting untuk meningkatkan minat baca. Bahkan, hasil riset dari Inovasi Literacy Thematic Study pada 2020 menunjukkan bahwa pelatihan yang diser tai
dan mudah. Namun, apakah kondisi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu secara otomatis meningkatkan minat baca masyarakat? Belum. Jangan-jangan pula, persoalan nya bukan semata minat baca, tetapi juga bahan bacaannya yang tidak ada. Oleh karena itu, sudah selay aknya pemerintah benar-benar meningkatkan pemerataan ba han bacaan ke berbagai pelosok Tanah Air. Terutama ke daerah daerah perbatasan, daerah terluar
POJOK IDE
Minat Baca dan Ketersediaan Buku Perkembangan teknologi in formasi dan komunikasi begitu cepat dan mewabah, sehingga memungkinkanmasyarakat men dapatkan informasi dengan cepat
Forkopi: Koperasi bermasalah coreng citra koperasi se-Indonesia. Nila setitik rusak susu sebelanga.
Kadin sebut baru 18% UMKM masuk rantai pasok industri. Kolaborasi angkat UMKM naik kelas dan berdaya saing.
Sastra Radya Depok
Dewan Redaksi: Enggartiasto Lukita (Ketua) Rio Abdurachman, Iman Pambagyo, Lili Yan Ing, Primus Dorimulu, Marwata, Anthony Wonsono, Apreyvita D. Wulansari
MANAGEMENT: Executive Chairman : Enggartiasto Lukita. Direktur Utama : Rio Abdurachman.
Wakil Direktur Utama : Apreyvita D. Wulansari. Direktur Digital & Business Development : Anthony Wonsono. Direktur Keuangan & Direktur Umum : Tania Kirana. Direktur Bisnis : Melly Marliani. Direktur Legal : Patricia Tambunan
Wakil Pemimpin Redaksi : Abdul Aziz. Redaktur Senior: Hari Gunarto. Redaktur Pelaksana : Ester Nuky. Wakil Redaktur Pelaksana : Nasori, Jauhari Mahardhika (online). Redaktur : Abdul Muslim, Aris Cahyadi, Edo Rusyanto, Euis Rita Hartati, Eva Fitriani, Fransiscus Rio Winto, Harso Kurniawan, Imam Suhartadi, Iwan Subarkah, Parluhutan Situmorang (online), Thomas E. Harefa, Tri Listiyarini, Tri Murti, Totok Hari Subagyo, U Heri Gagarin (foto). Wakil Redaktur : Amrozi Amenan, David Gita Roza (foto), Ely Rahmawati, Emanuel Kure, Grace Eldora Sinaga (online), Happy Amanda Amalia, Imam Mudzakir, Indah Handayani (online), Kunradus Aliandu, Leonard Al Cahyoputra, Lona Olavia (online), Mardiana Makmun, Nida Sahara, Rangga Prakoso, Ridho Syukra, Thresa Sandra Desfika (online). Reporter : Arnoldus Kristianus, Muhammad Ghafur Fadillah, Muawwan Daelami, Prisma Ardianto. Surabaya : Amrozi Amenan. Sekretariat Redaksi : Chandra Wijayanti (Kepala), Litbang : Alam Surawijaya, Fernando Sihotang. Produksi : Gianto (Kepala), Agustinus W. Triwibowo, R. Thatit Tri Adiwanto. Desain Grafis : Rochadi Kusmabrata. Advertising : Unggul Wicaksono, Adhyatma Warih (General Manager). Marcomm & Event Management : Lucky Sukmawati (Manager), Circulation : Dwi Erna Sari. Alamat Redaksi dan Iklan: Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta 12950, Redaksi: Telp. (021) 29957500, Fax. (021) 5277983/ 81, Iklan: Telp. (021) 29957500, Fax. (021) 5277983 / 81, Email Iklan: iklan.investordaily@investor.co.id, Alamat Sirkulasi : Graha Investor, Jl. Padang No. 22, Ps. Manggis, Setiabudi, Manggarai. Tlp 021- 29957555 WA 0877-8005-7578 Rek. sirkulasi: CIMB NiAGa, 800065640800 Fax. (021) 5200976, Surabaya: Jl. Taman Apsari No. 15-17 Kompleks PWI Surabaya Telp. (031) 5479837 Fax. (031) 5479837, Tarif Iklan : Display BW Rp 70.000/mmk, FC Rp 80.000/mmk, Prospektus, Lap. Keuangan, RUPS/RUPO dsb BW Rp 22.000/mmk, FC Rp 32.000/mmk, Harga belum termasuk ppn 11%. No Rekening: BCA Cab. Kuningan Jakarta AC. 217.30.90111, CIMB Niaga Cab. Gatot Subroto Jakarta AC. 226.0100364007 (Rek. Iklan), CIMB Niaga: 226.0100448005 (Rek. Sirkulasi) Percetakan: PT. Gramedia Jl. Palmerah Selatan No. 22-28 Jakarta Pusat. Isi di luar tanggung jawab percetakan.
■ Investor Daily menerima kiriman surat pembaca dan artikel opini minimum 7.500 karakter. Artikel opini dapat dikirim melalui pos ke alamat redaksi atau e-mail: koraninvestor@investor.co.id. Wartawan Investor Daily tidak diperkenankan menerima imbalan dalam bentuk apa pun dari narasumber.
Made with FlippingBook Online newsletter creator