ID230313-P
SENIN 13 MARET 2023
| 24
RIRIN KADARIYAH DIREKTUR UTAMA PUSAT INVESTASI PEMERINTAH (PIP) Niat Baik Bekerja Akan Didukung Semesta
B ekerjalah secara total dan penuh keikhlasan, niscaya Anda akan memperoleh kemudahan. Jika Anda bekerja dengan totalitas maka semesta akan bersinergi den gan Anda. Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah memegang teguh lofosi tersebut. Ia sadar ada faktor ‘X’ yang bisa membuat seseorang mendapatkan kemudahan dalam bekerja atau berkarier. Nilai-nilai itu pula yang ia terapkan di PIP, Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). “Ketika mengerjakan apa pun, kerjakan yang terbaik maka alam akan bersinergi dengan kita,” kata dia. Ririn Kadariyah percaya bahwa sebuah pencapaian harus dilewati dengan proses meski banyak jalan terjal yang harus dilewati. Tingkat kesuksesan seseorang akan teruji ketika dia sabar dan telaten saat menghadapi rintangan. “Kalau mendapat jabatan dan kari er bagus, ini beyond my expectation . Dulu saya nggak membayangkan bisa berkarier seperti ini. Saat saya diberi tugas maka saya kerjakan secara total, bahkan sampai lembur. Kalau pun diberi reward , itu cuma bonus,” ujar Ririn. Lahir dari keluarga sederhana, Ririn memahami pentingnya kerja keras untuk bertahan hidup. Dengan latar belakang pekerjaan sang ayah sebagai guru, Ririn memandang pentingnya pendidikan sebagai fondasi untuk menjalankan hidup lebih baik. “Ayah mendorong saya untuk sekolah. Meski hidup pas-pasan, kami mengutamakan sekolah. Saya beruntung waktu SMA nilai rapor saya bagus, sehingga saya mendap atkan tawaran untuk masuk perguru an tinggi tanpa tes,” tutur dia. Bekerja di PIP, Ririn menemui ban yak pengalaman baru. Di Kemen keu, ia bekerja sebagai regulator. Sedangkan di PIP, Ririn terjun dan berinteraksi langsung dengan para pelaku usaha mikro, kecil, dan me nengah (UMKM). “Di PIP, tugas kami adalah masuk ke sektor riil, langsung berada di masyarakat. Jarang lho pegawai negeri punya kesempatan berhada pan langsung dengan masyarakat,” ucap Ririn. Berikut petikan obrolan lengkap Ririn Khadariyah dengan wartawan Investor Daily, Arnoldus Kris tianus di Jakarta, belum lama ini: Bisa cerita perjalanan karier Anda? Awalnya saya kuliah hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM). Waktu lulus kuliah tahun 1996, saya mendaftar di beberapa kementerian/ lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda). Setelah mengikuti tes, saya diterima di beberapa tem pat, yaitu Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Badan Pertanahan Na sional (BPN), dan Kemenkeu. Saya juga sempat daftar di Bank Exim (sekarang Bank Mandiri). Tetapi akhirnya saya pilih Kemenkeu. Saat masuk Kemenkeu, saya nggak membayangkan akan sampai ke posisi sekarang, karena saya tidak punya role model . Waktu itu per empuan masih sedikit banget yang memiliki jenjang karier tinggi karena porsi masuk kementerian ada kuota untuk perempuan. Mungkin karier saya terbuka setelah ada reformasi birokrasi. Jadi, reformasi birokrasi mengubah signi- kan pola karier di Kemenkeu. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati) sebagai menteri keuangan yang meletakkan dasar dasar reformasi di Kemenkeu. Ini membuka peluang karier saya. Di PIP, tugas kami adalah masuk ke sektor riil, langsung berada di masyarakat. Ini menarik. Jarang lho pegawai negeri punya kesem patan berhadapan langsung dengan masyarakat. Kami di Kemenkeu, di Ditjen Perbendaharaan, yang dihada pi adalah kementerian atau institusi pemerintah lain dan pemda. Mengapa Anda memilih Ke menkeu? Saya memilih Kemenkeu karena melihat perjuangan masuknya. Perjuangan masuk Kemenkeu paling berat. Saya menilai sistem di Kemenkeu bagus. Dari potensi akademik, sik, hingga psikologis. Pengujian dilakukan secara lengkap.
nggak enak. Tetapi kalau dikerjakan secara tekun, jangan cepat nyerah, kita bisa kok . Kadang-kadang kita sudah menyerah duluan . Orang yang kita lihat sukses juga menghadapi hal yang sama, nggak ada pekerjaan yang 100% enak. Kuncinya kesabaran dan ketelatenan . Obsesi Anda yang belum ter capai? Kalau saya bukan apa yang ingin dicapai, tetapi lebih ke ingin ber manfaat. Makanya sekarang passion saya lebih ke memberi manfaat sosial, bagaimana bisa mendukung kesejahteraan orang-orang, seperti kesehatan atau pendidikan. Di kampung, saya juga ikut support pesantren. Ada teman saya mengelo la pesantren. Sebagian besar berisi anak tidak mampu, anak telantar, dan anak yatim. Santrinya juga dilatih berbagai keterampilan, termasuk bertani organik atau kuliner. Terus ada yang pernah kami dampingi satu keluarga di Sume dang. Mereka berjualan serabi. Awalnya sehari 3 kg beras, lama-la ma menjadi 10 kg beras sehari. Saat mendengar cerita mereka, saya terharu. Dia bilang , ”Bu, untuk per tama kalinya, saya bisa menabung. Pertama kali seumur hidup bisa menabung.” Cara Anda menyeimbangkan kehidupan pribadi dan peker jaan? Seringnya nggak seimbang karena waktunya habis untuk bekerja. Hari Sabtu saja kadang-kadang masih di luar kota. Kalau ditanya menyeim bangkan, ya nggak seimbang. Kebetulan saya belum berkelu arga. Ibu saya masih ada di Jogja. Saya berusaha sebulan sekali pulang menengok ibu. Bapak sudah tidak ada. Saya merasa belum bisa membahagiakan bapak saya, karena bapak meninggal sebelum pensiun. Makanya sekarang tinggal ibu, saya maksimalkan. Pada November tahun lalu, saya ajak ibu umrah untuk qual ity time bersama ibu. Saran Anda untuk generasi muda yang ingin berwirausaha? Kami di PIP sangat mendorong generasi muda menjadi pelaku usa ha. Kalau kita mengandalkan bekerja pada orang lain, itu kan terbatas. Anak-anak muda biasanya punya potensi kreativitas. Banyak dari mereka yang berpikir bahwa untuk memulai usaha harus punya modal banyak dulu. Padahal usaha ini bisa dimulai dari modal kecil. Kita kan berbisnis antara lain agar menjadi kaya. Kalau usaha nunggu kaya terus, kapan mulainya? Jangan takut untuk memulai usaha sekalipun dengan modal usaha yang belum besar. Sekarang banyak mod el usaha yang tidak membutuhkan modal besar. Tetapi memang harus ulet dan sabar. Untuk modal, sekarang pemerin tah juga menyediakan fasilitas yang bisa diakses. Di sektor mikro ada UMi. Kalau sudah sampai level kecil dan menengah bisa mengakses KUR (Kredit Usaha Rakyat). q
BIODATA
Nama: Ririn Kadariyah. Jabatan: Direktur Utama BLU PIP.
internal PIP harus saling peduli juga. Kami di internal harus saling peduli, sehingga ketika keluar sudah paham. Filoso hidup Anda? Sekali lagi, ini pengaruh dari bapak saya bahwa dalam bekerja tidak perlu ambisius. Tetapi ketika mengerjakan apa pun, kerjakan yang terbaik maka alam akan bersinergi dengan kita. Saya ingat sekali waktu saya berangkat kerja ke Jakarta. Bapak saya mengingatkan, kerja itu ibadah bagi kamu. Kalau ibadah berarti harus dikerjakan sebaik-bai knya. Ibadah merupakan persemba han kita kepada Tuhan. Karier dan jabatan itu bonus. Intinya, kerjakan saja yang terbaik. Saya tuh nggak neko-neko , karena berasal dari keluarga sederhana, hidup saya sederhana saja. Kalau dapat jabatan dan karier bagus, ini beyond my expectation . Dulu saya nggak membayangkan bisa berkari er seperti ini. Kalau dikasih tugas, saya kerjakan sampai lembur. Kalau diberikan reward , ini menjadi bonus bagi saya. Kiat Anda mencapai kesuk sesan? Pertama, lakukan yang terbaik. Kedua dalam proses menjalani sesua tu, kita sering menghadapi sesuatu yang tidak enak. Dalam pekerjaan mungkin kita mengeluh, atasannya nggak enak, lingkungan kerjanya PENDIDIKAN : l Magister Administrasi Publik, Universitas Gadjah Mada (UGM) - 2005 l Sarjana Hukum, UGM - 1996. KARIER: l Direktur Utama PIP (September 2019 - sekarang). l Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Maret 2017 - September 2019). l Kepala Subdirektorat Hukum, Direktorat Sistem Manajemen Investasi (Oktober 2015 - Maret 2017). l Kepala Subdirektorat Hukum dan Kepatuhan, Direktorat Sistem Manajemen Investasi (November 2011 - Oktober 2015). l Kepala KPPN Balikpapan (Juli 2010 - November 2011). l Kepala Bidang Pelaksanaan Anggaran II, Kantor Wilayah X Direktorat Jenderal Perbendaharaan Serang (Desember 2008 - Juli 2010). l Kepala Seksi Pengembangan Sistem Perbendaharaan C, Subdirektorat Pengembangan Sistem Perbendaharaan, Direktorat Sistem Perbendaharaan (Agustus 2008 - Desember 2008). l Kepala Subbagian Tata Usaha Kepegawaian, Bagian Kepegawaian, Sekretariat Ditjen Perbendaharaan (Februari 2007 - Agustus 2008). l Kepala Subbagian Umum Kepegawaian, Bagian Kepegawaian, Sekretariat Ditjen Perbendaharaan (Oktober 2006 - Februari 2007).
Investor Daily/IST
dilakukan adalah berkolaborasi dengan organisasi lain. Misalnya dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan di seluruh Indonesia. Kami minta tolong kepada mereka untuk menyosialisasikan program UMi (Pembiayaan Ultra Mikro). Juga ke pemda atau masyarakat setempat. Mereka membantu kami melakukan monitoring datanya, ini benar atau tidak. Kami harus pastikan program UMi tepat sasaran karena kami harus mempertanggungjawabkann ya. Dana ini nggak boleh melenceng, nggak boleh digunakan hal lain. Selalu ada monitoring , sementara kami hanya ada di Jakarta. Jadi, kami kolaborasi dengan kantor instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan atau yang lainnya. Kemudian dengan K/L terkait, misalnya Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM). Mereka kan yang membuat aturan, mereka pasti punya database -nya. Kami juga menjalin MoU ( mem orandum of understanding ) dengan Kemenkop UKM supaya ketika mel akukan assessment kinerja koperasi, mereka bisa membantu kami menilai koperasi. Kemenkop UKM juga dapat memberikan data koperasi yang bagus sehingga bisa menjadi penyalur UMi. Target PIP ke depan? PIP harus bisa menjalankan tugas lebih kuat, lebih agile . Artinya kami perlu menyesuaikan diri. Misalnya dulu semua kredit disalurkan secara konvensional, sekarang menggu nakan teknologi informasi (TI), misalnya lewat platform pinjaman. Kami harus masuk ke sana. Itu dari sisi skema penyaluran. Kemudian bagaimana caranya mendorong lebih kuat, tidak hanya dari sisi modal, tetapi juga dari sisi keterampilan. Maka kami pun punya program pemberdayaan sehingga lebih banyak orang yang mendap atkan manfaat. Kami sudah mulai dengan program pemberdayaan petani. Terobosan Anda? Nggak gampang menghasilkan inovasi baru. Kami pun memikirkan agar orientasi generasi muda tidak hanya mencari kerja, tetapi juga
Kalau pengujiannya lengkap berarti sistemnya bagus. Peran keluarga dalam karier Anda? Saya berasal dari keluarga seder hana, bapak saya bekerja sebagai guru. Beliau hanya lulusan SMA, ibu saya adalah ibu rumah tangga. Kami hidup di kampung. Mungkin karena bapak saya seorang guru, kesadaran mengenai pendidikan itu tinggi. Jadi, dari kecil, kami sudah ditekankan atau didor ong untuk rajin sekolah. Itu yang akhirnya membentuk kami serius bersekolah. Di PIP, Anda bertemu langsung masyarakat, bagaimana dinamikanya? Ini yang paling menarik dan secara pribadi paling berkesan. Program kami kan masih di mikro, ini berarti kesempatan kami membantu mereka untuk berpartisipasi di level itu. Tantangannya pasti besar. Gaya kepemimpinan Anda di PIP? Medan yang kami hadapi di PIP jelas berbeda dibandingkan kantor yang reguler. Di kantor reguler, yang dihadapi bukan masyarakat langsung, tetapi birokrasi. Sudah ada peraturan dan SOP (standar opera sional prosedur)-nya. Di PIP, peraturan yang disiapkan hanya peraturan dasar saja. Selebih nya kami harus mengembangkan sendiri. Arah organisasi pun harus kami yang menentukan. Artinya bisnis kami mau jadi seperti apa, kami yang memikirkan dan melak sanakannya. Saya mengajak teman-teman di PIP untuk banyak belajar. Ada yang melalui training , kemudian bench marking dan diskusi. Kalau ada satu tugas, belum tentu yang menger jakan hanya satu unit saja. Kami bekerja secara teamwork . Di samping itu, pegawai PIP masih sedikit banget , baru 40 orang di kantor pusat. Jadi, harus teamwork dengan pekerjaan lebih dari satu job . Ke depan, rencananya kami punya perwakilan di daerah. Upaya Anda meningkatkan kinerja PIP dengan jumlah kar yawan minim? Kami mencoba e sien. Yang bisa
menciptakan lapangan kerja. Mulai 2022, kami membuat UMi Youthpreneur . Kami undang anak anak muda, beri pembekalan. Setelah itu mereka boleh memasukkan pro posal bisnis. Ternyata antusiasmenya cukup bagus. Ada 200 proposal yang masuk, padahal waktunya agak sin gat, dari pengumuman sampai masa pengumpulan proposal. Pesertanya dari seluruh Indenesia. Yang terbaru, dari sisi pendampin gan, kami bisa mendampingi debitur masuk Sarinah. Level UMi nggak gampang bisa masuk ke standar Sarinah. Nilai-nilai yang Anda tanamkan di PIP? Kepedulian. Kalau bekerja dengan masyarakat maka tingkat empati harus tinggi. Jadi, sense untuk mem perhatikan dan memahami pro l masyarakat seperti apa, sehingga saat PIP membuat program bisa ses uai kebutuhan masyarakat. Di dalam
Menjadi Instruktur Yoga D i tengah kesibukannya menakhodai Pusat Investa si Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah selalu menyempatkan diri untuk berolah raga yoga. Di kala senggang, Ririn bahkan menjadi instruktur yoga. Kiprah Ririn dalam urusan yoga bermula pada banyakn ya permintaan teman-teman terdekat untuk diajari olahraga yang mengombinasikan pikiran dengan tubuh tersebut. Alhasil, Ririn pun mengikuti pelatihan guru yoga. “Ada teman minta diajari. Kalau saya nggak punya ilmu mengajarnya, kan nanti bisa salah. Takut napas dan ger akannya salah, nanti malah orang sakit, bukan sehat,” ucap Ririn. Ririn Kadariyah juga gemar mengampanyekan konsumsi makanan organik. Ia yakin makanan organik bukan hanya sehat untuk tubuh manusia, tapi juga alam. “Tanah yang dikelola secara organik akan kian subur. Sebaliknya kalau dikasih pupuk kimia kesuburannya makin berkurang. Jadi, dengan mengonsumsi makanan organik, tubuh dan lingkungan kita menjadi sehat,” tegas dia. (ark)
Investor Daily/IST
Made with FlippingBook - professional solution for displaying marketing and sales documents online